BerandaKulinary
Sabtu, 16 Agu 2019 14:00

Pertahankan Resep Ndeso Selama Seabad, Waroeng Jadoel di Temanggung Jadi Destinasi Kuliner Wajib

Siti Sukastiah, generasi kedua Waroeng Jadoel sedang melayani pembeli. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kedai kecil yang ada di Kota Temanggung ini wajib dikunjungi. Berbagai makanan dan jajanan zadul yang nggak berubah lebih dari 100 tahun tersaji di sini. Untuk menikmatinya, pengunjung nggak perlu mengeluarkan banyak uang karena harga makanan di sini yang sangat terjangkau.

Inibaru.id - Pagi hari di Temanggung, apa yang lebih diinginkan selain menikmati yang hangat-hangat? Udara dingin Temanggung yang menusuk tulang bikin saya nggak bisa berdiam diri. Saya lantas memutuskan untuk berjalan memburu sarapan sambil mencari sinar matahari agar nggak lagi kedinginan.

Saya melangkahkan kaki ke Jl. Jendral Soedirman, suasana riuh saya dapati di kedai kecil di belakang halte bus. Penasaran, mata saya mencari petunjuk. Tertulis Waroeng Jadoel di bagian depan besar-besar. “Wah kebetulan,” kata saya dalam hati sambil bergegas ke dalam warung untuk mengisi perut.

Kedai Waroeng Jadoel terletak di Jl. Jend. Soedirman no. 102 Temanggung. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Di atas sebuah meja panjang, jejeran toples zadul menyambut saya. Deretan piring dengan berbagai isian berupa kue basah dan gorengan. Sembari mencari-cari tempat duduk yang kosong, saya mencoba bertanya dengan pemilik warung, Yulianto Murtono.

Menurut Yulianto, tongkol lombok ijo adalah menu favorit di sini. Selain itu berbagai lauk seperti opor ayam kampung, brongkos atau pindang juga berjejer yang bisa kamu pilih. Nggak pakai lama, saya langsung memesan untuk menyelamatkan perut saya yang mulai keroncongan.

Berbagai jajanan ndeso tersaji di piring dan toples zadul. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Sembari menunggu, saya melanjutkan obrolan dengan Yulianto dan pengunjung lain di pojok ruangan. Suasananya yang homie bikin saya betah berada di sana. “Tatanan kursi dan meja masih sama, cuma sekarang warungnya sudah di tembok,” kata Yulianto.

Ada Sejak 1890-an

Menurutnya, warung ini sudah berdiri sejak tahun 1890-an. Nggak heran tempat ini dinamai Waroeng Jadoel. “Dulu tentara di sini kalau makan di sini masih dijaga oleh tentara KNIL, nggak boleh nambah (makannya),” kata Yulianto menceritakan kisah dari neneknya. Yap, Yulianto adalah generasi ketiga di Waroeng Jadoel.

Berbagai lauk masakan disini nggak pakai micin lo. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Menurutnya, berbagai masakan dan makanan di sini nggak pernah berubah dari zaman dahulu. Jajanan zadul serta langka bisa juga kamu temui di sini lo. “Limpang-limpung, ipis-ipis, ketan jali, cothot, blanggem, jadah bakar, bakwan, dan lain-lain,” kata Yulianto menyebutkan satu persatu jajanan.

Semua makanan ini bisa kamu nikmati dengan harga yang supermurah. Berbagai jajanan dan minuman hangat bisa kamu nikmati dengan harga rata-rata seribuan. Seporsi makan pun cuma Rp. 10.000 saja lo. “Njenengan bawa 20 rb bisa nraktir 3 orang,” kata Yulianto. “Nggak masuk akal murahnya!” kata saya dalam hati.

Sejak makanan saya datang, saya mengakhiri obrolan saya dengan Yulianto. Nah, buatmu yang sedang bertandang ke Temanggung, jangan lupa mampir ke kedai yang buka selama 24 jam ini ya. Ketiklah pencarian di peta online-mu dengan kata kunci “Waroeng Jadoel” untuk ke sini. Selamat mencoba! (Zulfa Anisah/E05)

 

Kategori                               : Warung Makan

Harga Makanan                     : Rp. 1.000 – Rp. 10.000

Harga Minuman                     : Rp. 1.000 – Rp. 3.000

Jam Operasional                    : 24 Jam

Alamat                                  : Jl. Jend. Soedirman no. 102 Temanggung

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024